Bully

Disetiap kelompok, akan ada peran-peran tertentu. Ada yang menjadi pemimpin, ada yang rajin dan selalu bisa diandalkan, ada yang biasa saja, ada yang memang lucu dan humoris, dan ada yang hanya menjadi objek lelucon (bahan tertawaan). Kata kerennya sekarang "Bully". Kadang kita biasa saja melakukan hal seperti itu. Hnya dianggap angin lalu, lelucon, bercanda, meramaikan suasana dan lain sebagainya. Tanpa berfikir bagaimana perasaan orang yang dijadika obyek lelucon. Mungkin saja mereka ikut senang dan biasa saja, tapi tidak ada yang tahu hati manusia kecuali Tuhan. Bisa saja, awalnya tidak masalah, tapi lama-kelamaan tidak suka dijadikan objek lelucon, meskipun itu hanya bercanda atau meramaikan suasana.

 Menurut pendapat pribadiku, entah bagaimana mekanismenya, kemungkinan itu akan menimbulkan rasa rendah diri secara tidak sadar. Orang yang sering dijadikan objek lelucon bisa saja menganggap dirinya tidak berharga, mengalami penurunan percaya diri karena terlalu banyak menerima ejekan, dan merasa tidak nyaman. Itu semua menyebabkan seseorang menjadi objek tetap untuk lelucon dan menerima perlakuan tersebut sebagai kebiasaan. Sesekali memang tidak apa-apa sebagai lelucon, tapi jangan sampai menjadi kebiasaan hanya pada satu orang. Untuk orang-orang yang merasa menjadi objek lelucon teman-teman setiap hari dan setiap waktu, harus ada batasan pada apa yang mereka jadikan lelocon. Jangan mau terus-terusan menjadi objek lelucon. Karena setiap orang berhak untuk dihormati dan dihargai.

No comments:

Post a Comment