http://w2nswd.deviantart.com/art/Budaya-Indonesia-Ku-260662013

Dulu sekali sewaktu menginap di rumah kakek, aku tertarik menonton wayang. Selain penasaran seperti apa pertunjukan wayang yang membuat penggemarnya sampai tidak tidur semalaman aku juga belum pernah menonton sebelumnya, baik secara langsung maupun siaran di TV dan radio. Jadilah aku dan keluargaku nonton wayang bersama.

Setelah cukup serius dan memperhatikan setiap tingkah polah dalang dalam memainkan wayangnya, aku cukup mengerti apa yang dimainkan. Ada buto dan setan-setan yang di tampilkan dalam adegan yang lucu. Aku sempat berfikir "Kok cerita wayangnya seperti ini? Semacam guyonan saja tidak ada inti ceritanya." Ternyata, itu memang hanya pembuka saja.Setelah hampir setengah jam menonton, cerita sebenarnya baru disuguhkan. Padahal tadi nontonnya sudah serius banget karena biasanya bahasa yang digunakan susah dicerna. Bahkan olehku yang aseli tulen jawa ini.

Ya sudahlah, aku kembali memusatkan perhatian pada dalang dan tokoh-tokoh wayang yang dimainkan. Tapi semakin aku serius ingin memahami bagaimana jalan ceritanya semakin aku tidak mengerti dan mengantuk. Aku tidak mengerti itu tokoh-tokohnya lagi ngomong apa? Mereka siapa?? Akhirnya aku menyerah dan pulang.

Begitulah pengalamanku menonton wayang. Mekipun tidak memahami,  aku mencoba tetap mengapresiasi dengan memaksakan diri sesekali melihat wayang di tv atau mempertahankan sedikit perhatian terhadap wayang dengan support dalam berbagai kegiatan. Sebisanya lah pokoknya.

Sayang sekali kalau orang jawa asli malah sama sekali tidak mengerti tentang wayang. Seperti aku ini contohnya. Padahal itu budaya yang perlu di lestarikan. Semakin banyak orang jawa tidak fasih bahasa jawa, terutama kromo inggil, sudah mulai dilupakan dan jarang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di beberapa daerah pelajaran bahasa jawa sudah tidak ada pada tingkat SMA dan sederajat.Tetanggaku di desa saja anak-anaknya diajak bicara dengan bahasa indonesia. Hanya tersisa kakek dan nenek yang masih berbicara alus bahasa jawa. Kenapa tidak menggunakan bahasa jawa saja di rumah? Toh anak-anak itu tidak akan kudet kurang gahul karena di rumah menggunakan bahasa jawa. Di sekolah dia belajar bahasa Indonesia kok, otomatis bakalan bisa. Para orang tua tidak perlu khawatir akan nasib bahasa Indonesia anak-anaknya. Lebih keren lagi kalau di rumah selain pakai bahasa Jawa selingan pakai bahasa Inggris. Kan bagus tuh,, sudah tiga bahasa dikuasai. Tambah bahasa Arab juga bisa, sekalian belajar ngaji. Biar anaknya juga tidak kurang kerjaan dan menghabiskan waktu dengan mencoba atau menonton yang tidak bermanfaat. 

Kalau lihat anak kecil, di desa gitu ya, bicaranya bahasa Indonesia tiap hari temannya TV atau bahkan main gadget, kok miris ya. Jadi ingat waktu aku kecil dulu, yang permainnya adu ketangkasan dan strategi main berbagai macam permainan tradisional. Lompat tali, lari, sepeda, main layang-layang, manjat pohon, mancing dan masih banyaaak lagi. Alhamdulillah juga sejak kecil langganan Bobo, biasa membaca dari kecil dan bisa keterusan sampai sekarang tetap akrab dengan bacaan dan menulis. Sederhana, yakin banget Bobo adalah awal mula keakrabanku dengan bacaan dan kemudian tulisan. Ada komik keluarga Bobo, Nirmala, Rong-rong. Ada dongeng dan cerpen yang berisi nasehat baik. Ada liputan dan profil yang membuka wawasan anak-anak. Macam-macam.. dan tak lupa hadiahnya yang oke banget. Bapak ibu calon bapak dan calon ibu, anaknya dibelikan buku atau majalah bacaan ya,, biar kalau gede tidak alergi dengan perpustakaan. Kudet sesungguhnya adalah kalau anak-anak gahul kita males baca.  (Kok malah bahas Bobo sih...?)

Kembali soal wayang itu tadi, sayang sekali kalau kedudukannya mulai terganti dengan film-film luar negeri dan pertunjukan boneka modern dll. Padahal wayang bisa dilestarikan dengan mulai memperkenalkannya kepada anak-anak. Melalui pertunjukan sederhana yang menggunakan tokoh-tokoh dalam pewayangan dan bahasa indonesia. Seperti jaman Cepot masih populer dulu. Bisa juga tokoh-tokohnya diadaptasi dalam cerita yang di buat sendiri di sesuaikan dengan penonton. Apakah remaja atau anak-anak. Paling tidak agar generasi muda lebih mengenal budayanya dan menghargai serta melestarikannya.

Banyak sekali cerita dan tokoh dalam pewayangan yang dapat diteladani. Seperti kepahlawanan, kehidupan yang sederhana, perjuangan, dan keadilan. Wayang bukan barang kuno milik orang tua. Tapi wayang adalah budaya kita yang patut mendapat perhatian dan apresiasi. Bisa digunakan juga untuk menyampaikan cerita dongeng, agar generasi bangsa ini memiliki rasa nasionalisme dan memahami budayanya. Bukan hanya bangga dengan budaya impor, lalu budaya lokal menjadi pajangan dari masalalu yang semakin jarang dilirik dan diminati.

Solo adalah salah satu kota di Jawa Tengah yang memiliki semboyan” Berseri” dan slogan “The Spirit of Java”. Memang cocok semboyan berseri untuk kota Solo, selain memang banyak kawasan di Solo yang masih asri dan taman-taman yang tertata dengan rapi dan indah semboyan tersebut dapat dijadikan pemicu semangat untuk menjadikan solo kota yang asri berseri. Di kawasan kampus utama UNS banyak sekali taman yang asri dan tertata dengan rapi. Bukan hanya kawasan UNS, banyak taman-taman yang tersebar di kawasan kota Solo dan terawat dengan baik. Kawasan wisata Balekambang juga cocok untuk berwisata menikmati suasana yang asri. Diharapkan Solo akan menjadi kawasan wisata dan pelopor pembangunan. Dengan slogan “The Spirit of Java” Solo akan memperkenalkan berbagai macam kebudayaan di Jawa. Banyak sekali kebudayaan daerah yang dikembangkan di Solo. Seperti tarian, Gamelan, berbagai macam pentas seni dan upacara-upacara adat. Di Solo juga banyak tempat-tempat wisata bersejarah seperti musium dan Keraton. Di kota solo juga terdapat banyak pengrajin batik. Hingga menjadi salah satu ciri khas kota Solo. Solo juga memiliki banyak pasar tradisional, di antaranya Pasar Klewer,Pasar Legi,Pasar Gedhe dan Pasar Kembang. Pasar Klewer adalah salah satu pasar tekstil terbesar di Indonesia. Pasar-pasar tradisional yang lain menggunakan nama-nama dalam bahasa Jawa, antara lain nama pasaran (hari) dalam bahasa Jawa: Pasar Pon dan Pasar Legi.Ada pula pasar barang antik Triwindu (Pasar Windujenar) serta Pasar Keris dan Cenderamata Alun-Alun Utara Keraton Solo. Di pasar tradisional ini dapat ditemukan banyak barang antik berbau keraton,topeng,aneka koin serta perhiasan, perabot rumah tangga, hasil kerajinan tangan dan masih banyak lagi.

Pusat bisnis terletak di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Beberapa bank, hotel, pusat perbelanjaan, restoran internasional dan makanan lokal, hingga tujuan wisata dan tempat hiburan terletak di sepanjang jalan protokol ini. Pada hari minggu pagi, jalanan Slamet Riyadi khusus ditutup untuk kendaraan bermotor (Solo Car Free Day) sebagai bagian dari tekad pemda untuk mengurangi polusi. Pada saat Car Free day ini selain diisi oleh berbagai macam aktifitas masyarakat seperti bersepeda, jalan-jalan,berolahraga juga diisi dengan berbagai macam atraksi dan pertunjukan seni. Beberapa mal modern di Solo antara lain Solo Square, Solo Grand Mall (SGM), Solo Paragon, Solo Center Point (SCP), Singosaren Plaza, Megaland Solo, Luwes.

mengenai transportasi solo memiliki dua Stasiun. yaitu Jebres dan Balapan. Ada juga Bandara Adi Sucipto dan terminal. Solo juga memiliki Solo Batik Trans yang dikeola oleh Pemda dan banyak jenis Bus dengan jalur yang berbeda. selain iyu juga banyak angkutan umum yang beroprasi di jalan-jalan dalam kota.

Luas kota Solo adalah 44 km2 ini berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Sisi timur kota ini dilewati sungai Bengawan Solo yang dijadikan tema lagu ciptaan Gesang. Banyak juga orang yang mengenal solo dengan nama surakarta. Mungkin masih banyak yang bertanya-tanya apa perbedaannya. Nama Surakarta digunakan dalam konteks formal, sedangkan nama Solo untuk konteks informal. Ada juga yang menyebut nama Solo Baru dan Solo Raya. Solo Baru adalah daerah pemekaran dari Solo. Sedangkan Solo Raya adalah kesatuan antara Surakarta dan kota-kota satelitnya (Kartasura, Solo Baru, Palur, Colomadu, Baki, Ngemplak) yang saling bekerjasama satu sama lain.

Sejak mengenal kota Solo karena kuliah di UNS, aku jatuh cinta dengan kota ini. Kota yang lengkap dan sederhana. Banyak sekali tempat-tempat makan yang bisa dikunjungi. Mulai dari makanan dan jajanan lokal yang bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional dan kedai-kedai makan, makanan dari daerah lain hingga makanan cepat saji yang juga menjamur dimana-mana. Namun tetap saja kehadiran makanan dari luar tersebut tidak mengalahkan eksistensi makanan lokal. Makanan khas kota solo antara lain adalah timlo dan Sego Liwet. Selain makanan banyak tempat-tempat wisata yang dapat dikunjungi. Sepeti Keraton Surakarta, berbagai macam musium, taman-taman seperti Balekambang, Manahan, Kebun Binatang Jurug dan masih banyak lagi. Untuk menunjang kebutuhan pelajar dan mahasiswa di kota solo, selain biaya hidup yang relatif murah juga terdapat tempat- tempat untuk mencari buku-buku murah seperti Sriwedari. Bagi yang hobi berbelanja juga ada pasar-pasar tradisional dan pusat-pusat belanja dengan harga murah. Lalu bagaimana dengan masyarakat solo? Tidak perlu terlalu khawatir dengan model pergaulan di kota ini. Karena masyarakatnya memiliki kepribadian yang santun dan baik meskipun sangat majemuk. Begitulah kenapa solo menjadi tempat yang layak dikunjungi. Karena lengkap dan sederhana. Solo juga baru saja mendapat penghargaan sebagai kota dengan kinerja terbaik se Indonesia.


”badge”


Banyak yang mengatakan kalau kuliah tidak lengkap tanpa organisasi. Banyak sekali alasan positif yang mendasari pendapat seperti itu. Memang benar, kemampuan soft skill yang juga sangat diperlukan untuk meraih kesuksesan tidak didapatkan di kelas.

Di kelas mahasiswa hanya diberikan materi yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari. Dengan mengikuti berbagai macam organisasi, seorang mahasiswa dapat melatih kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, percaya diri, tampil di depan umum, mengurus sebuah acara, atau sebagai selingan untuk refreshing dari kegiatan kelas seperti kuliah dan ujian yang bikin pusing.

Tetapi harus diingat, bahwa seorang aktivis juga harus tetap berprestasi dan memiliki nilai yang baik, minimal ipk 3 lah ya. Organisasi tidak boleh dijadikan sebagai alasan untuk nilai-nilai ujian yang kurang baik, ketinggalan materi kuliah atau telat mengumpulkan tugas karena mengurus organisasi. Antara organisasi dan kuliah harus seimbang. Sehingga selain mengasah soft skill prestasi di perkuliahan juga tetap baik bahkan semakin meningkat. Jika mengikuti organisasi tapi malah membuat kuliah berantakan, berarti harus ada yang dibenahi dengan manajemen waktu dan kegiatan dari organisasi yang diikuti. Jika terlalu banyak mengikuti organisasi dan tidak bisa membagi waktu dengan adil maka lebih baik dikurangi dengan memilih organisasi yang benar-benar penting dan sesuai dengan kita.

Sebagai mahasiswa, kita juga harus tetap berfokus untuk berprestasi. Jangan sia-siakan kesempatan kuliah dengan kesibukan yang tidak bermanfaat. Fokus pada mimpi dan tujuan yang ingin diraih. Tegas memilih dan memilah apa yang baik dan mengarahkan pada pencapaian kesuksesan. Jika apa yang dilakukan semakin menjauhkan kita dari apa tujuan hidup, maka jangan ragu untuk berbalik dan kembali pada jalan yang mengarah pada pencapaian tujuan-tujuan kita. Sehingga antara kuliah dan organisasi tetap berjalan dengan selaras. Menjadikan kita pribadi yang berprestasi dan berkarakter.

Kuliah Vs. Organisasi

by on April 20, 2017
Banyak yang mengatakan kalau kuliah tidak lengkap tanpa organisasi. Banyak sekali alasan positif yang mendasari pendapat seperti itu...

http://www.selfhelpdaily.com/saturdays-quotes-of-the-day/

Punya banyak hobi? Melakukan banyak hal dan berganti-ganti tapi semuanya dalam taraf biasa saja? Trus ketika ditanya, kamu bisanya apa? Agak bingung jawabnya,, misal bisa masak sih tapi gak jago, bisa main musik sih tapi yang mudah, bisa bla bla bla sih,, ada "sih" nya. Aku termasuk golongan ini, kalau kamu juga kita sama berarti ^^. Oh,, gak ya.. kamu profesional dalam bidangmu? Alhamdulillah deh...^^

Aku sering nih kepikiran, sebenarnya aku bisanya apa ya? Aku mah apah atuh? Lebaynya gitu. Kok kayaknya semua biasa-biasa aja? Bisa tapi hanya sekadar bisa.. kok useless.. Kamu juga sama? Gak lagi? Kayaknya aku aja deh ya..
Tapi dasarnya memang suka nyoba ini itu. Kalau cocok lanjut gak cocok selamat tinggal, berlenggang keluar arena tanpa penyesalan. Padahal tidak jarang sebuah hobi harus dihidupi dengan biaya yang lumayan.
Kebanyakan hobi yang aku lakukan adalah apa yang aku inginkan sejak kecil. Hanya kesampean di waktu sekarang. Termasuk tipe yang sabar menunggu untuk mendapatkan apa yang sudah diinginkan. ^^ Misalnya,

Sejak tahun 2014 lalu, aku suka dengan anggrek dan tanaman eksotis, hingga akhirnya buka kios dari dana program PMW dan jadi kolektor. Tapi.. itu dulu. Sekarang berhenti sementara karena di Jogja tidak punya tempat untuk merawat. Lumayan juga dulu investasinya buat koleksi, jadi banyak yang mati karena tidak terawat. Sejak kecil kehidupanku yang dekat dengan lingkungan pedesaan yang memiliki aneka ragam tumbuhan membuatku suka dengan tanaman terlebih bunga. Aku tidak terlalu suka memelihara hewan (bisa dibilang tidak tertarik juga karena beberapa alasan), kecuali ada hewan-hewan tertentu yang aku kagumi tapi kemungkinan untuk memilikinya kecil, sepert Singa, Kuda, Ular Boa, dan Ulat. Entah kenapa mereka terlihat begitu eksotis.

Setelah kesulitan memelihara tanaman, beralih ke dunia modelling. Jadi bisa dandan sendiri sekarang. ^^ Sejak kecil juga aku suka pakai baju-baju ibu yang dres, suka main drama dan sempat pengen jadi pemain film. Pokoknya yang tampil-tampil gitu lah. Eh, baru lulus S1 masuk mencicipi dunia modelling. Telat banget sih, tapi gak apa lah, pengalaman juga.

Nha, yang paling update ini berkuda dan panahan. Dari dulu juga aku udah tertarik dengan keduanya. Senjata yang aku suka itu ada pisau dan panah. Sejak kapan ya sukanya? Lupa, sejak remaja pokoknya. Keren gitu menurutku bisa main pisau sama memanah. Pengen banget punya koleksi macam-macam pisau dan panah. Tapi mahal sih... jd belum kesampean. Mungkin kalau punya banyak bisa di sewakan buat latihan. Banyak lah angan-angan waktu kecil tuh.. pengen bisa melukis, pengen bisa nyanyi, pengen bisa sulap, pengen jadi herbalis, dan semua itu sempat aku pelajari, beli perlengkapan yang diperlukan dan gak ada yang jadi. Ironis memang.

https://www.tumblr.com/search/reportcards
Kamu mungkin juga termasuk tipe ganti-ganti. Gak enaknya nih kalau ganti-ganti jadi merasa setengah-setengan, tidak maksimal di satu bidang. Tapi kalau hanya satu atau itu-itu saja kok ya lama-lama bosan, dipaksakan semakin bosan butuh suasana baru. Itu termasuk masalah. Solusinya tetap ada satu hobi yang aku pertahankan dari dulu hingga sekarang, membaca dan menulis (macam pelajaran anak TK ya?,hehe). Dua hal itu yang aku jadikan skill utama dan terus dikembangkan. Meskipun dari banyak buku yang aku baca hanya sedikit sekali yang bisa diingat oleh otakku yang kemampuannya rata-rata ini. Tapi tetap membaca dan berusaha menambah koleksi buku juga menulis apa saja. Diantara beraneka hobi yang berganti, harus ada satu atau dua hal yang menjadi kemampuan spesifik. Kamu yang meskipun punya banyak hobi, pilihlah satu yang paling menyenangkan dan dikuasai. Jadikan salah satu skill yang menunjang karir dan menghasilkan uang. Untuk menghidupi hobi yang lain juga ini.

Mungkin ada yang mau menyarakan " Makanya fokus satu saja donk, setia gitu gak ganti-ganti". Kelihatannya memang sederhana, tapi aseli bagiku itu tidak mudah. Ketika hati sudah melirik sesuatu sulit sekali membendung keinginan untuk menceburkan diri. Tapi konsekuensinya ya itu, tidak profesional. Kecuali kamu yang memang genius sih, bisa benar-benar menguasai banyak hal, kalau kemampuan rata-rata ya jadinya emang setengah-setengah. Yang pasti tetap miliki skill khusus yang menunjang karir dan masa depan. Have a nice and happy life! ^^